menurut cerita pak rahmat sendiri,
sebenarnya penyakitnya ini berawal sudah lebih dari 25 tahun silam. Saat
itu dalam kondisi hujan pak rahmat berjalan ditepi sungai. Tidakk
seperti biasanya, sungai saat itu dalam kondisi banjir, sehingga pak
rahmat tidak bisa melihat mana jalan dan mana yang bukan jalan. Dalam
keadaan sendiri, pak rahmat terus melangkahkan kaki dengan pelan, akan
tetapi tetap saja pak rahmat terpelosok ke dalam sungai. Padahal sungai
saat itu sedang mengalir deras akibat dari hujan yang tak kunjung reda.
Begitu pak rahmat terbawa arus, ahirnya dia tersered hingga terbawa ke
pusaran air. Pak rahmat bertahan seorang diri, dia tenggelam naik turun
dalam pusaran air tersebut. Terkadang posisi kaki diatas, terkadang
kepala menghadap samping. Dalam dersnya pusaran air, pak rahmat berkali
kali terbentur dengan benda benda yang ada di sekitarnya. Kepala
terbentur kayu, perut terbentur batu, punggung dan kaki seperti di pukul
barang barang yang sama sama berputar putar di pusaran air tersebut.
Tapi
Alloh masih menghendaki pak rahmat selamat, ahirnya ada sebuah kayu
yang panjang, pak rahmat tersangkut di kayu tersebut, Dan kayu itu
memang bener bener kokoh. Pangkal kayu tersebut masuk ke lobang kecil
yang ada si sungai. Dengan pelan pak rahmat bergerak ke tepi dengan
berpegangan kayu itu, dan ahirnya sampai juga ke pangkal kayu. Ahirnya
pak rahmat bisa keluar dari pusaran air sungai yang deras berkat kayu
panjang itu.
Setelah berlalu seminggu, pak
rahmat merasakan ada keanehan di perutnya. Perutnya selalu sakit,
seperti tidak punya tulang. Kalau habis makan pasti langsung berak
berak. Kalau makan atau minum yang hangat, perut tidak kuat, dan
sepertinya tidak ada pertahanan untuk mendinginkan makanan atau minuman
yang masuk. Belum kalau berdiri, seolah perut bagian atas kosong, semua
isi turun kebawah seperti ibu hamil. Ketika tidur pak rahmat tidak bisa
miring, karena perut akan berkumpul ke posisi yang paling rendah,
seperti air dalam balon saja. Makan saat tidur pak rahmat harus
menghadap atas dengan di ganjal bantal di sebelah kanan dan kirinya,
sehingga perut tidak urun ke satu sisi.
Bukan
Cuma itu saja, ternyata pak rahmat tidak bisa duduk dengan santai.
Karena pasti nafas akan sesak, kecuali saat duduk kedua tangan harus
menyanggah ke bawah. Mata pak rahmat juga tidak bisa melihat jauh,
karena seperti ada air yang menghalangi. Untuk berjalan pak rahmat tidak
bisa berjalan lebih dari 20 langkah. Pada umumnya Cuma beberapa langkah
saja, lalu berhenti tarik nafas, dan berjalan lagi. Saya amati
penderitaan pak rahmat berfokus pada nafas. Karena nafaslah factor utama
yang membuat pak rahmat menjadi repot. Berdasarkan alasan tersebutlah
maka saya pilih terapi gurah tetes sebagai pilihan utama untuk mengobati
pak rahmat.
Ahirnya gurah tetes bisa
berjalan sesuai rencana, dan Alhamdulillah semua berjalan tanpa ada
hambatan. Hanya saja selama gurah tetes tidak ada tanda tanda yang
memuskan perasaan saya. Sepertinya lendir yag keluar dari hidung dan
mulut pak rahmat biasa biasa saja, malah cenderung sedikit. Saya
berfikir sepertnya tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Setelah
2 hari kemudian saya berkunjung kerumah pak rahma untuk melihat
kondisi. Saat pak rahmat menemui saya dia tidak memakai jaket lagi, dan
tidak memakai kaos kaki juga. Menurut pengakuan pak rahmat, selama 25
tahun ini baru pertama dia merasakan suhu hangat di badan, sehingga
berani lepas jaket dan kaos kaki, pak rahmat belum pernah memakai baju
kecuali minimal 4 lapis dan kemudian di tutup dengan jaket. Ini
berlangsung siang dan malam, berlaku juga untuk kaos kaki. Kata pak
rahmat, sehari setelah gurah ia sudah berani lepas jaket dan kaos kaki.
Pandangan matanya sudah bisa menerawang jauh, dan bisa melihat tingginya
pohon kelapa. Padahal sebelum gurah pak rahmat tidak bisa membedakan
mana tamu dan mana yang bukan tamu, padahal pak rahmat berada di ruang
tamu, itu karena pandangannya sangat terbatas. Sementara nafsu makan pak
rahmat juga ikut berubah, kini lebih enak makan, bisa tidur nyenyak,
nafas tidak begitu sesak, bisa berjalan jalan di halaman tetangga meski
pelan pelan, bisa ngomong lebih keras lagi. Ini adalah perubahan yang
dialami pak rahmat setelah gurah, padahal sebelum itu pernah berobat
dengan askeskin tapi hasilya sia sia. Berobat ke dukun, ahli pijat dan
ke kyai, tapi hasilnya tetep nol. Malah dengan gurah tetes inilah
perubahan tampak nyata dan jelas, setelah 25 tahun menderita. Ini bukan
sembuh total, tapi paling tidak pengobatan gurah tetes ini telah
menghilangkan keluhan hingga 65%kisah gurah tetes tetes banyak lagi, klik disini
dapatkan testimoni lebih lengkap, silahkan klik disini
0 komentar:
Posting Komentar